Rabu, 09 Januari 2013

Industri Keuangan Syariah di NTB Maju Pesat


TEMPO.CO, Mataram - Industri keuangan syariah maju pesat. Selama lima tahun terakhir ini, keseluruhan asetnya mencapai Rp 144 triliun, dengan rata-rata pertumbuhan mencapai lebih dari 40 persen. Bandingkan dengan pertumbuhan perbankan nasional yang  mencapai 19 persen. Sedangkan pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah secara nasional Rp 112,8 triliun. Jumlah tersebut untuk permodalan 40 persen dan modal kerja sisanya 60 persen.

Dari gambaran pertumbuhan tersebut, menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah, perbankan syariah memiliki peluang untuk tumbuh dengan cepat dan memiliki peran besar.

"Ini potensi luar biasa, termasuk di NTB," katanya, Sabtu, 14 Juli 2012.

Halim bersama Sekretaris Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Nur membuka NTB Sharia Expo 2012 di Mal Mataram.

Di NTB , posisi pada Mei 2012, total aset industri keuangan syariah mencapai Rp 1,65 triliun. Pertumbuhan ini lebih dari 100 persen dibanding tahun lalu. "NTB memiliki pertumbuhan tertinggi secara nasional," ujarnya.

Menurut Halim, pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah di NTB mencapai 155 persen dibanding dana pihak ketiga. "Ini juga potensi untuk mengembangkan industri keuangan syariah di NTB," ucapnya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB Moh. Junaifin mengatakan perbankan syariah mengalami pertumbuhan pesat selama setahun terakhir. Kalau pada 2011 asetnya Rp 823,48 miliar, kini sudah mencapai Rp 1,65 triliun. Dia memprediksikan aset ini akan terus meningkat sesuai pertumbuhan ekonomi NTB.

Menurut Junaifin, ekonomi NTB saat ini tumbuh sangat baik. Ini juga memberi efek baik bagi pertumbuhan perbankan syariah di NTB sehingga bisa tumbuh 100 persen dalam setahun terakhir. ''Luar biasa ini,’’ ujarnya.

Selain asetnya meningkat, Junaifin menyebutkan, kinerja perbankan syariah di NTB dalam hal menghimpun dana pihak ketiga juga tumbuh pesat. Sampai Mei 2012, jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun mencapai Rp 704 miliar, naik hingga Rp 234 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pembiayaan perbankan syariah bahkan  telah melampaui jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun, yakni mencapai Rp 1,1 triliun pada Mei 2012. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, pembiayaan itu baru mencapai Rp 735 miliar. Ini artinya, perbankan syariah juga menyalurkan pembiayaan dari dana yang pemiliknya berada di luar wilayah NTB. "Ini menunjukkan kalau pelaku ekonomi kita mendapat kepercayaan," ujarnya.

Pada tahun-tahun mendatang, BI memprediksi perbankan syariah di NTB bakal tumbuh kian pesat. Ekonomi NTB tahun ini terus tumbuh bagus. Saat ini saja, hotel-hotel berbintang di Lombok, misalnya, selalu penuh. Pusat-pusat perekonomian baru bermunculan. Dalam sebulan terakhir, penerbangan menuju NTB juga penuh, seiring meningkatnya arus wisatawan.

Saat ini baru lima bank umum yang telah membuka cabang syariah di NTB, yakni PT BNI (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Dua bank umum lain masih berupa unit usaha syariah, yakni PT Bank NTB dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN). Selain bank umum itu, juga beroperasi tiga bank pembiayaan rakyat syariah.

Pada 14-15 Juli 2012, Bank Indonesia NTB bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah NTB menggelar NTB Sharia Expo, yang melibatkan seluruh perbankan syariah di NTB. Expo ini diselenggarakan untuk lebih memberi edukasi dan pemahaman tentang perbankan syariah kepada masyarakat NTB.
 Sumber :http://www.tempo.co/read/news/2012/07/14/087417007/Industri-Keuangan-Syariah-di-NTB-Maju-Pesat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar